Hidup ini adalah perjalanan, kadang dilalui dengan senang dan bahagia, namun seringkali dengan penderitaan dan kesedihan. Namun semua itu harus kita jalani suka ataupun tidak suka
SELAMAT DATANG
Blog ini tidak mengambarkan cerita pribadi penulis, semua yang dilihat di kehidupan penulis akan menginspirasi materi penulisan. Ditunggu komentarnya !!! terimakasih
20 Desember 2009
19 Desember 2009
PARADIGMA BARU,.... ALA PENCARI KAYU BAKAR
Paradigma secara gampangannya menurut orang kecil seperti kita mungkin semacam perubahan, gak jelas ke arah baik atau malah menghancurkan ?
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku.
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.
Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik).
Ada yang mengelitik hati saya saat ada yang mengatakan "Paradigma Baru",... ketika itu ada pencari kayu bakar di hutan, ketika dicegat petugas dan diperiksa dengan tuduhan adalah kayu-kayu itu merupakan hasil nebang pohon, trus terjadi dialog kira2 sbb :
PKb : Saya gak nebang pak Polhut, dapat nemu kayu roboh yang ditebang orang, gak tahu yang nebangnya siapa
Polhut : bohong, kemarin ditebangnya sama bapak nya ? trus sekarang diambil ?
Pkb : Sumpah, bukan saya
Singkat cerita lain waktu petugas memergoki pencari kayu bakar tersebut sedang menebang pohon dan langsung ditangkap, terjadi dialog :
Polhut : Nah kan bapak yang nebang ? mau ngebohong ya, hayo ikut ke kantor polisi ?
PKb : maaf pak, soalnya susah cari kayu bakar kering di hutan,... jadi terpaksa nebang, buat masak pak ! Maklum orang miskin.
Polhut : Kenapa atuh caranya begitu ? sama aja mencuri pohon !
PKb : ya disini mah sekarang modusna begitu pak,... paradigma baru
Polhut : Apa paradigma baru itu ?
PKb : rubah cara pak ?
Maksud penulis mengutip dialog diatas adalah ingin menyampaikan bahwa paradigma baru yang diusung oleh siapapun itu tetap tidak boleh melanggaran aturan-aturan yang ada sepanjang aturan tersebut belum dirubah.
Seorang pemimpin bila mengenalkan "PARADIGMA BARU" mestinya mengenalkan konsep dulu, setelah itu baru mengeluarkan kebijakan tentang perubahan itu untuk selanjutnya baru disosialisasikan sebagai PARADIGMA BARU yang harus diikuti oleh seluruh komunitas perusahaannya.
Sebaliknya PARADIGMA BARU itu dijalankan dengan tanpa dasar apapun tetapi komunitas perusahaan harus memahami paradigma-nya itu, itu namanya KESEWENANG-WENANGAN / tidak jauh beda dengan DIKTATOR. Sementara peraturan-peraturan yang mengikat masih tetap ada dan harus dijalani oleh komunitas perusahaan sehingga akan terjadi tabrakan antara peraturan yang masih berlaku dengan paradigma baru yang belum jelas arahnya dan payung hukumnya tersebut. Apalagi di perusahaan BUMN bukan perusahaan pribadi.
Seorang pemimpin mempunyai pembantu-pembantu berbagai bidang sebagai sarana untuk menyerap saran dalam mengambil sebuah kebijakan dan harus memahami kebijakan yang lebih tinggi dari kepemimpinan ybs.
Bagaimana menurut anda ?
09 November 2009
SAAT KAU ADA DAN SAAT KAU PERGI
Senyum manismu….. indahnya dibibirmu
Membuat diriku terpesona
Kini ingin kuraih lagi semua itu darimu
Hanya kau yang ada dihatiku, tiada lagi keraguan dihatiku
Dan kini kusadari cintaku padamu tak kan mungkin bisa kulupakan
Kasih, ………………… biarkanlah kupeluk dirimu,
Namun kini, ….. kala aku sedang sendiri
aku berpikir… kini sanggupkah dan mungkinkan aku hidup tanpa ada dirimu
Kurenungi semua itu dan aku tak tahu apa aku sanggup ?
Hanya kini aku jalani saja hidup ini dari hari ke hari
Tanpamu lagi………… tanpa senyummu lagi……
Kumelamun sendiri,
mau apa aku ini ……………… tak kupahami ………..
Kadang-kadang aku hanya ingin sendiri
Kadang-kadang aku hanya ingin melamun
Aku tak tahu apa yang kucari
Kadang aku ingin miliki khayalan yang ada dihati
Yach, ……. kamu dan tentangmu
Apakah cinta ini akan ada selalu untuk selamanya …………
Sesungguhnya dirimu selalu dihatiku, walau ada ragu yang membara …
ragu yang harus kau jawab……..
Kaulah cinta dalam hidupku
Kaulah kasih dalam dekapanku
Tapi kasih, …… Aku telah merasa kehilanganmu
Tapi kasih, …….. Aku masih menyayangimu
Jika aku ingat tentangmu kini menjadi semakin sedih
Seakan kini telah jauh dihati
Aku kini menikmati………. hanya bisa menikmati angin menepih daun
Begitu lelah sudah aku harus menepi, aku sudah pernah berlabuh dipantaimu
Kutinggalkan pantai itu dengan semua kenangan
yang terus saja membekas dalam dada dan hati ini,
aku tak bisa melupakan indahnya saat-saat singgah dipantaimu…… di cintamu.
Kuisi ruang-ruang kosong yang kini membekas dihatiku,
namun aku tak bisa mengisi dengan yang lain selain dengan bayang-bayangmu.
08 November 2009
ANTARA CINTA, CITA, KONDISI DAN WAKTU
Antara Cinta, Cita, Kondisi dan Waktu ……
Mengapa semua tak mau bersatu ?!
Lelah rasanya hati ini mengapainya
Namun harapanpun tak pernah muncul
Setitik sinarpun seakan enggan bersua……
Mereka tak perduli padaku……
Aku menjerit……… histeris……
Berteriak seakan ingin kupecahkan pita suaraku…
Namun suaraku tak bisa keluar…
Tak ada yang bisa mendengar suaraku
Aku terus berteriak …… histeris…..
Tetap tak ada yang mau mendengar suaraku
Ternyata,………
Aku menjerit dengan suara hatiku………
Yach, tak ada yang bisa mendengarku
Aku sendirian meratapi semua ini…
Ntahlah apa ini sudah menjadi luka ……??
Luka yang sangat dalam……
Atau bahkan sudah penuh dengan darah dan nanah
Semua tak tahu betapa besar pengorbananku untuk mencapai itu
Disaat kondisi tak memungkinkan untuk berpacu,
Aku coba untuk terus melangkah dengan segenap keyakinan,
Namun langkahku seakan sulit kugerakkan
Sementara ……… kondisi inginkan aku untuk terus berlari
Sementara ……… waktu inginkan aku tak pernah meninggalkannya.
Sementara ……… waktu kian merambat……… mendorong
Seakan ingin menjatuhkanku ke kancah keterlenaan
Tapi sebentar………… kemanakah CINTA …?
kemana bahagia itu ?
Antara Cinta, Cita, Kondisi dan Waktu ……
Mengapa semua tak mau bersatu ?!
Maukah mereka terkondisikan dan terkonsentrasikan pada saat ini ?
Denganmu ……… yach… hanya denganmu …
kasih …… AKU MENGINGINKANMU saat ini
Yach, …… mengisi kekosongan cinta dihati ini……sampai kapanpun
Persembahan : untuk orang-orang yang resah......
24 Oktober 2009
DOA KAMI (Orang Tuamu)
TUHANKU,
Kalau anak kami tumbuh dan dewasa menurut kodrat-MU,
berilah dia jalan yang lurus ……
jalan lurus panjang yang tidak mulus, tapi keras dan berbatu-batu
sehingga kakinya kukuh dan kuat untuk melangkahi zaman yang semakin keras ini
Janganlah ia diberi banyak kemudahan-kemudahan
apalagi kalau kemudahan-kemudahan itu ……
ia dapatkan disebabkan oleh bayang-bayang kami sebagai orangtuanya.
Berikanlah kepadanya tantangan dan kerumitan
sebatas ujung kemampuan daya tahannya …
sehingga, kalau ia berhasil nanti, itu adalah disebabkan oleh keringat dan kegigihannya sendiri.
TUHANKU,
Berilah anak kami keberanian, namun keberanian yang tidak menakutkan orang lain
jadikanlah ia sahabat oleh semua sisi,……
baik sisi tumpul, maupun sisi tajam
biar terkadang ia tergores atau terluka sekalipun,
karena dengan itu ia kenal dengan merah darahnya,
kenal dengan perihnya luka.
TUHANKU,
Jadikanlah anak kami menjadi orang yang bisa merasakan perasaan banyak lapisan
namun, janganlah ia jadi sentimentil …
biar sedikit saja KAU sisakan persediaan air mata pada matanya
Matanya harus nyala, … tak mudah silau oleh cahaya
tak mudah pula terkantuk karena kekelaman
Jauhkan dari anak kami rasa sombong
kalaupun kami orangtuanya nanti adalah orang yang berpengaruh
janganlah ia pergunakan pengaruh kami untuk mencapai tujuannya …
biarkanlah ia mandiri !?!!
Kenalkan kepadanya rasa kalah …
sebelum ia sempat merasakan rasa menang.
kenalkan kepadanya rasa pahit …
sebelum ia kenal dengan rasa manis.
TUHANKU,
Kalau ia kelak berhasil pula menjadi Pejabat Tinggi di negeri ini …
semoga jabatannya lebih tinggi daripada apa yang pernah kami jabat sekarang ini
akan tetapi sekali lagi, … itu ia dapatkan haruslah dengan prestasi.
tidak dengan toleransi, …… Tidak demi pertalian historis …………… yang melahirkan basa-basi.
TUHANKU,
Jangan berikan anak kami kesenangan yang berlebih-lebihan
namun jangan pula ia teraniaya dalam penderitaan.
kalau ia memperoleh kesenangan, haruslah terlebih dahulu ia menunduk ke bumi.
ingatkan padanya, masih banyak orang yang tak beruntung dan melata di muka bumi ini.
Ingatkan pula padanya,………
bahwa keberuntungan atau kesenangan itu lebih nikmat kalau dibagi
dibanding membagi kerugian……………
seperti yang hamba sampaikan tadi, ………
kesenangan itu tentulah ia peroleh dengan keringatnya pribadi……
Jauhkanlah dari anak kami kelalaian yang akan merugikan orang lain
andaikan ia menjadi Hakim, ………
janganlah oleh karena kelalaiannya, orang menjadi teraniaya.
Biarlah, kalau karena kelalaiannya, ia “tanpa sengaja” melepaskan seratus orang bersalah,
daripada karena kelalaiannya, ia tanpa sengaja menghukum seorang yang tak bersalah………
Dan tentu saja anak kami bukan seorang malaikat,
orang terbebas dari dosa dan kekhilafan.
Namun demikian, janganlah lebih banyak pula dosa dan kekhilafan yang ia perbuat
dibanding kebajikan.
Yang paling penting, ia haruslah orang yang percaya pada ENGKAU ………
Tuhan Yang Maha BESAR.
Amiiin…..
06 Oktober 2009
RENUNGAN
Ingin rasanya kita melihat atau merasakan jarum jam itu berjalan mundur.... ternyata dari sejak berabad-abad dulu jarum jam itu tidak pernah berhenti satu detikpun, apalagi berjalan mundur rasanya sesuatu hal yang tidak mungkin. Walaupun kadangkala ingin rasanya itu terjadi sehingga kita bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kita di masa lalu.... tetapi dengan angkuhnya jarum jam itu tetap berjalan tak perduli apapun kesalahan kita dimasa lalu.
Bersama detakan jarum jam, nyanyian kehidupanpun terus berdendang mengikuti tangga nada kehidupan yang berubah-ubah...............
Kadang kala terdengar nyanyian sendu,... nyanyian suka ria,..... nyanyian sedih, nyanyian romantis,..... atau mungkin nyanyian rindu dan kangen.
Jarum jam tak pernah mundur mengajarkan kepada kita bahwa kita tak mungkin kembali ke masa lalu,.... sehingga APAPUN MASA LALU KITA..... SEBESAR APAPUN KESALAHAN KITA.....
Sementara kita sadari pula nyanyian kehidupan akan bergema sesuai dengan tangga-tangga nada berdasarkan suasaa hati kita.... atau kita buat not demi not yang sesuai dengan keinginan dan rencana kita sehingga akan tercipta LAGU KEHIDUPAN YANG INDAH sesuai dengan harapan kita.
01 September 2009
BELAJAR HIDUP DARI POHON JATI
Jadi kita harus mampu bertahan hidup dalam situasi yang serba sulit dan serba kekurangan sumberdaya yang dianggap orang lain sulit untuk bertahan hal tersebut untuk menunjukan kualitas kita. Kalau kita dimanjakan dengan sumberdaya yang melimpah maka kita tidak akan berkembang dan kualitas kita tidak akan teruji.
Seperti yang diuraikan diatas, banyak manfaat dari pohon jati seperti kayu, ranting untuk kayu bakar, daunnya untuk bungkus, bahkan serangganya (ulat jati, kepongpong dan belalang) bisa dimakan bahkan ulat Jati katanya mempunyai kadar protein yang sangat tinggi.
Artinya seluruh potensi hidup kita (langkah kita, suara kita, tangan kita, mata kita) harus bermanfaat bagi semua orang disekeliling kita walaupun kita hidup di tempat yang sangat terbatas sumberdayanya. Kendatipun ada benalu/yang memanfaatkan kita atau yang ikut hidup pada diri kita, harus kita yakini bahwa mereka bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita.
Gambar : Jati mengugurkan daun pada musim kemarau
Pada musim kemarau jati mengugurkan daun
Jati yang tumbuh dengan gagah dan kuat ternyata tidak sombong dan sangat toleren terhadap tumbuhan kecil disekelilingnya dan memberikan ruang tumbuh pada tumbuhan untuk berkembang pada separuh dari hidupnya. Jati melakukan semedi minimal 6 bulan setiap tahunnya agar kualitas kayunya semakin baik.
Segagah apapun kita selayaknya memberikan ruang untuk berkembangnya orang lain dibawah kita (baik dari sisi jabatan atau pola hidup / si kaya dan si miskin) agar mereka mampu bertahan hidup dan menghidupi lingkungannya.
Apakah kita mampu memberikan separo hidup kita untuk berkembangnya orang lain, seperti jati yang gugur daun pada musim kemarau dan tumbuh lagi pada musim hujan.
Menurut hasil penelitian kayu teras berwarna kecoklatan pada lingkaran tahun semakin baik kualitasnya apabila kemaraunya lebih lama dari musim hujan.
(catatan : apabila kayu kita potong melintang terdapat lingkaran tahun yang disebut kayu teras terbentuk pada musim kemarau dan kayu glubal warnanya coklat terang / agak putih yang terbentuk pada musim hujan).
Artinya seharusnya disaat sumberdaya kita minimal harus kita tunjukan kualitas kita sebagai manusia yang bermanfaat.
Untuk sampai masak tebang jati membutuhkan waktu paling tidak 40 tahun, bahkan di jawa Timur dan Jawa Tengah daur Jati mencapai 60 tahun dan ada yang 80 tahun. Jadi kayu jati yang kita gunakan saat ini adalah kayu-kayu yang ditanam oleh pendahulu kita, yang mungkin sekarang sudah tidak ada di dunia ini lagi. dan apabila kita menanam tidak mungkin kita akan ikut memanennya.
Ini mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menghargai jerih payah pendahulu kita dalam menyiapkan kebahagiaan bagi hidup kita dan begitupun selanjutnya kita harus menyiapkan agar generasi kita nanti kita perlakukan dengan hal yang sama untuk menyongsong kebahagian bagi mereka.
Banyak dilakukan upaya oleh para peneliti kita dengan teknologi dan hasil penelitiannya untuk memperpendek daur jati (katanya bisa 15 tahun) dengan kualitas yang sama dengan daur / masak tebang umur 60 tahun dan 80 tahun.
Pertanyaannya mampu kita dengan kondisi yang dimanjakan oleh semua elemen di lingkungan kita menyumbangkan pemikiran dan sumberdaya kita secepatnya pada lingkungan kita dengan kualitas yang sama ?
Dipersembahkan untuk para pemerhati lingkungan
posting oleh : Dadang Kadarsyah Rizal
2 September 2009
Sekilas tentang pohon Jati
Jati menurut kamus adalah sejenis pohon penghasil kayu, Berdaun besar, yang gugur di musim kemarau.
Pohon jati (Tectona grandis) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.
Jati menyebar luas mulai dari india, Myanmar, Laos. Kamboja, Thailand sampai ke Jawa. Jati tumbuh di hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun di musim kemarau.
Saat ini, sebagian besar lahan hutan jati di Jawa dikelola oleh Perhutani, sebuah perusahaan umum milik negara di bidang kehutanan. Luas lahan hutan Perhutani mencapai hampir seperempat luas Pulau Jawa. Luas lahan hutan jati Perhutani di Jawa mencapai sekitar 1,5 juta hektar. Ini nyaris setara dengan setengah luas lahan hutan Perhutani atau sekitar 11% luas Pulau Jawa.
Jati digunakan sebagai bahan
Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh
Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi jamblang yang terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon.
Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan orang desa. Dua di antaranya adalah belalang jati (Jw. walang kayu), yang besar berwarna kecoklatan, dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati bahkan kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jw.ungkrung). Kepompong ulat jati pun turut dikumpulkan dan dimakan.
Perlunya memikirkan kelanjutan pengembangan pohon Jati
1. Memperpendek daur
2. Menanam klon unggulan yang tumbuh lebih cepat.
Lambat tapi pasti akhirnya klon unggul jati terbaik didunia (JPP) telah diketemukan oleh para rimbawan Puslitbang Perhutani yang telah dengan tekun dan tanpa mengenal lelah menjalankan tugasnya.
Pengujian selama 5 tahun adalah sama dengan 1/3 dari daur jati 15 tahun Secara kebetulan kurva sigmoid ( kurva pertumbuhan jati ) meningkat sampai dengan umur 10 – 15 tahun. Artinya bila dibiarkan lebih tua lagi berarti perolehan kayu karena pertumbuhan jati tiap tahun akan berkurang. Bila daur ditetapkan berdasar ”pertumbuhan maksimal” yang dipakai (15 tahun) maka pemakaian klon terbaik yang telah diketemukan menjadi paling kompetitif
Pohon Jati termahal di dunia, 1 pohon seharga 1 milyar (masuk rekor dunia), Pembeli : Saekoni
Mediator: Arini Ambarwati Wibowo
Pelunasan: 13 September 2007
Model Transaksi: Lelang Khusus, harga awal: Rp250 juta, volume batang: Taksasi Produksi Kayu 62,213 m3 (meter kubik), Nomor Pohon : 1130 dari 1766 pohon, Tinggi Batang: 42,1 meter, Lingkaran Pangkal Pohon: 700 Centimeter, Umur Pohon: 150 Tahun Lebih.
Tempat Tumbuh: Petak Hutan Nomor 1092 a, Luas Petak: 25,4 Ha. Tingkat Kesuburan Tanah: Bonita 4,5 berada Resort Pemangkuan Hutan (RPH): Temengeng, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH/Asper): Pasarsore Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH): Cepu
Alasan Penjualan : Pohon mati akibat sambaran petir
RESAH
Kucoba nikmati resah yang sudah ada dalam dada ini, .... uhhh, merdunya dentuman dada,... bergejolak dan terus bergejolak, seperti syair lagu yang terus berdetak-detak, bersemagat namun syairnya tak menentu.
huhhhh .... kucoba tarik nafas dan kubuang dengan cepat.
Semua yang kulakukan untuk meghilangkan resah ini tak tercapai,... kucoba bersenandung,... eh malah terbayang masa lalu. Lalu kucoba lagu yang lain,... ah lumayan. Syair lagu ternyata berpengaruh juga pada rasa ini.
Seandainya bisa kusapa bahagiaku akan kusapa sampai pagi. Namun entahlah bahagiaku entah pergi kemana minggu-minggu ini,... mudah-mudahan dia akan kembali ada dalam dada ini dan tetap tinggal disini,... dalam dada ini, agar kubisa mengendalikan bila resah terpaksa harus kutelan bulat-bulat lagi.
29 Agustus 2009
HARAPAN
Harapan adalah sesuatu yang belum ada pada kita, sesuatu yang belum ada pada tangan kita,... atau sesuatu yang belum kita miliki. Harapan itu bisa berupa barang, jabatan, atau seseorang yang kita inginkan untuk dekat dengan kita.
1. Harapan adalah mimpi kita
disaat kita yakin sulit memperolehnya, atau angan yang hanya bisa kita bayangkan saja dalam pikiran yang hanya dihidupkan dengan kata "seandainya", "andaikata", "bilamana". Namun harapan untuk yang satu ini mungkin ada yang hanya senang bila harapan itu bisa masuk dalam mimpi-mimpi indahnya saat tidur, tetapi ada yang nekat mencapainya dengan banyak memaksakan kehendaknya dan dengan cara apapun untuk memperolehnya.
2. Harapan adalah waktu
Harapan hanya tinggal menunggu waktu apabila sudah didepan mata. untuk harapan ini kita sudah punya potensi keyakinan untuk memperolehnya. kita udah memiliki uang untuk membeli barang yang kita harapkan, kita sudah memiliki keyakinan penuh untuk menjadikan seseorang dekat dengan kehidupan kita dan kita sudah melalui waktu yang cukup untuk memperoleh jabatan itu.
Namun harus tetap kita sadari bahwa harapan itu adalah sesuatu yang belum ada di tangan kita, walau sehebat apapun keyakinan kita untuk mendapatkannya dan keyakinan kita penuh tentang harapan itu tapi tetap belum ada pada tangan kita, dalam genggaman kita, jadi tetap saja masih berupa harapan. sehingga harapan satu dan dua sama saja seandainya harapan itu belum ada di tangan kita menjadi sebuah kenyataan.
Pengejaran kita terhadap harapan itu mempunyai nilai tersendiri dalam hati kita,... dalam keyakinan kita. Semakin sulit kita melakukan pengejaran terhadap harapan itu semakin berarti harapan itu bila kita telah dapat mencapainya.
Nilai arti pengejaran harapan itu tidak akan bisa dirasakan oleh orang lain selain diri kita sendiri. Apalagi pengejaran harapan itu menurut pandangan dan kemampuan kita sesuatu yang mustahil kita raih.
Apa pencapaian harapan itu akan membuat kita bahagia ?
Jawabannya pasti "belum tentu"
Pencapaian dan perjuangan kita untuk mencapai harapan itu belum tentu membuat kita bahagia bila kita sudah mendapatkan harapan kita itu, sehebat apapun pengejaran kita terhadap harapan itu, karena posisi harapan kita itu sudah ada pada tangan kita, dalam genggaman kita sehingga nilainya menjadi tidak berarti. Hal tersebut karena setelah mendapatkannya, kita mempunyai harapan lain yang tetap belum ada pada tangan kita, belum ada dalam genggaman kita dan terus begitu selama hidup kita.
Pengejaran terhadap harapan lain membuat harapan kita yang sudah kita raih kemarin menjadi tidak berarti lagi.
Sebagai ilustrasi :
Waktu kita SMP dulu melihat anak-anak SMA memakai celana panjang, harapan kita ingin segera ke SMA agar kita bisa pake celana panjang, tetapi ketika kita sudah ada di bangku SMA kita sudah punya harapan lain,… harapan kita (khusunya saya),…. Betapa senangnya jadi mahasiswa bisa pake baju bebas, tapi begitu kita meninjak bangku kuliah, kita punya harapan lagi,… enaknya bila udah dapat kerja ….. begitu selanjutnya …..
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Hidup manusia penuh dengan harapan, disitulah kita bisa bertahan hidup selama ini. Untuk itu agar nilai harapan yang sudah kita raih dengan susah ataupun mudah itu harus kita syukuri sebagai anugrah yang telah kita capai.
Hidup harus kita syukuri seperti apa yang ada saat ini pada tangan kita, yang ada pada genggaman kita. Hidup dengan apa adanya pada pangkuan kita, bukan hidup tentang indahnya angan-angan kita dimasa lalu atau harapan kita dimasa depan, tapi cobalah kita menikmati hidup ini detik demi detik yang ada pada diri kita.
"he3,…. Bener teu sih ?"
13 Agustus 2009
UNTUK PARA ORANGTUA
Maka orang bijakpun berkata :
"Putramu bukanlah putramu, mereka adalah putra-putri kehidupan yang mendambakan kehidupan mereka sendiri... mereka datang melalui kami, tapi tidak melalui kamu dan seorangpun diantara kamu,.... sungguhpun dari kamu mereka bukan lah milikmu.
Engkau dapat memberikan kasih sayangmu tapi tidak pendirianmu, sebab mereka punya pendirian sendiri.
Engkau dapat memberikan hartamu tapi tidak keinginanmu, sebab mereka punya keinginan sendiri.
Akhirnya biarkanlah mereka tumbuh dengan kepribadiannya dengan pendiriannya dan keinginannya, kita sebagai orangtua hanya berkewajiban untuk membimbing dan mengarahkan agar pendirian dan kepribadiannya itu tidak salah penggunaannya.
12 Agustus 2009
SELAMAT JALAN ADIKKU
Mengapa ENGKAU berikan Cobaan padanya seberat itu
Apakah karena ENGKAU masih meragukan ketaatannya pada-MU
Apakah ENGKAU masih meragukan keikhlasanya pada-MU
Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan cobaan padanya seberat itu
Apakah karena dia melakukan kesalahan yang sulit kau maafkan
sehingga harus ENGKAU uji lagi agar ENGKAU semakin yakin
Bahwa hambamu itu tetap taat kepada perintahmu....
Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan Cobaan padanya seberat itu
Padahal hambamu itu tak pernah patah semangat untuk terus berusaha
untuk mencari ridhomu agar bisa sembuh seperti sediakala
Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan Cobaan padanya seberat itu
Padahal anak-anaknya masih begitu belia untuk ditinggalkannya
anak-anaknya masih butuh belaian kasih sayangnya
anak-anaknya masih perlu bimbingan untuk selalu tunduk pada kebesaranMU
namun ini sudah terjadi,... kami ikhlas menerima kehendakMU
kami tak kan pernah meragukan keagunganMU
walau kami sadar,... banyak misteri tentang ENGKAU
tapi ENGKAU tetap kami agungkan dan mulyakan
Lalu kami berharap ........
terimalah adik kami ditempat yang indah dalam syurgaMU
Tabahkan dan bimbinglah anak-anaknya untuk tetap ada bersamaMU dan dijalanMU
Amien,..... Amien... ya robbal alamin....
Selamat Jalan Adikku,....
semoga apa yang kamu buktikan kepada ILAHHI tidak akan sia2
untuk keponakanku,... Tiara dan Salma ibumu dipanggil duluan karena ALLAH mencintai ibumu
dan kami keluarga besar akan selalu ada bersamamu....
In Memorial :
Alm. IDA FITRIASARI,
28 Nopember 1970 - 11 Agustus 2009
(berjuang dari Penderitaan Kanker lidah dan leher selama 1,5 tahun)
09 Agustus 2009
MANUSIA BERARTI
Sepertinya demikian tapi kadang tidak juga seperti itu.
Ilustrasi gambar :
Terlalu naif apabila seseorang mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berarti lagi, sungguh dia termasuk orang yang sangat-sangat egois. Walau seorang yang sudah sebatangkarapun aku yakin kalau dia mau masih banyak orang-orang yang membutuhkannya.
Carilah sesuatu hal yang membuat hidupmu lebih hidup dan berarti, tidak harus jadi orang kaya dan banyak uang untuk melakukan itu. Yakinkan bahwa diri kita masih diberi waktu oleh TUHAN untuk melakukan hal-hal yang akan kita pertanggujawabkan kelak dikemudian hari.
Untuk membuat hidup kita ini lebih berwarna perlu kita cari apa yang memotivasi kita atau siapa yang membuat kita lebih semangat dalam menjalani hidup ini, bisa istri, suami, anak, teman, masa lalu, orangtua dll.
Bisakan kita mendapatkannya untuk selalu dekat dengan mereka ? kalau tidak bisa, biarkan mereka ada dalam hati kita saja dan kobarkan semangat bahwa orang itupun melakukan hal yang sama untuk kita.
DK-Rizal
Bandung, 14 Agustus 2009