TUHANKU,
Kalau anak kami tumbuh dan dewasa menurut kodrat-MU,
berilah dia jalan yang lurus ……
jalan lurus panjang yang tidak mulus, tapi keras dan berbatu-batu
sehingga kakinya kukuh dan kuat untuk melangkahi zaman yang semakin keras ini
Janganlah ia diberi banyak kemudahan-kemudahan
apalagi kalau kemudahan-kemudahan itu ……
ia dapatkan disebabkan oleh bayang-bayang kami sebagai orangtuanya.
Berikanlah kepadanya tantangan dan kerumitan
sebatas ujung kemampuan daya tahannya …
sehingga, kalau ia berhasil nanti, itu adalah disebabkan oleh keringat dan kegigihannya sendiri.
TUHANKU,
Berilah anak kami keberanian, namun keberanian yang tidak menakutkan orang lain
jadikanlah ia sahabat oleh semua sisi,……
baik sisi tumpul, maupun sisi tajam
biar terkadang ia tergores atau terluka sekalipun,
karena dengan itu ia kenal dengan merah darahnya,
kenal dengan perihnya luka.
TUHANKU,
Jadikanlah anak kami menjadi orang yang bisa merasakan perasaan banyak lapisan
namun, janganlah ia jadi sentimentil …
biar sedikit saja KAU sisakan persediaan air mata pada matanya
Matanya harus nyala, … tak mudah silau oleh cahaya
tak mudah pula terkantuk karena kekelaman
Jauhkan dari anak kami rasa sombong
kalaupun kami orangtuanya nanti adalah orang yang berpengaruh
janganlah ia pergunakan pengaruh kami untuk mencapai tujuannya …
biarkanlah ia mandiri !?!!
Kenalkan kepadanya rasa kalah …
sebelum ia sempat merasakan rasa menang.
kenalkan kepadanya rasa pahit …
sebelum ia kenal dengan rasa manis.
TUHANKU,
Kalau ia kelak berhasil pula menjadi Pejabat Tinggi di negeri ini …
semoga jabatannya lebih tinggi daripada apa yang pernah kami jabat sekarang ini
akan tetapi sekali lagi, … itu ia dapatkan haruslah dengan prestasi.
tidak dengan toleransi, …… Tidak demi pertalian historis …………… yang melahirkan basa-basi.
TUHANKU,
Jangan berikan anak kami kesenangan yang berlebih-lebihan
namun jangan pula ia teraniaya dalam penderitaan.
kalau ia memperoleh kesenangan, haruslah terlebih dahulu ia menunduk ke bumi.
ingatkan padanya, masih banyak orang yang tak beruntung dan melata di muka bumi ini.
Ingatkan pula padanya,………
bahwa keberuntungan atau kesenangan itu lebih nikmat kalau dibagi
dibanding membagi kerugian……………
seperti yang hamba sampaikan tadi, ………
kesenangan itu tentulah ia peroleh dengan keringatnya pribadi……
Jauhkanlah dari anak kami kelalaian yang akan merugikan orang lain
andaikan ia menjadi Hakim, ………
janganlah oleh karena kelalaiannya, orang menjadi teraniaya.
Biarlah, kalau karena kelalaiannya, ia “tanpa sengaja” melepaskan seratus orang bersalah,
daripada karena kelalaiannya, ia tanpa sengaja menghukum seorang yang tak bersalah………
Dan tentu saja anak kami bukan seorang malaikat,
orang terbebas dari dosa dan kekhilafan.
Namun demikian, janganlah lebih banyak pula dosa dan kekhilafan yang ia perbuat
dibanding kebajikan.
Yang paling penting, ia haruslah orang yang percaya pada ENGKAU ………
Tuhan Yang Maha BESAR.
Amiiin…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar